Sumber : Google.com |
Apa itu Dinding Penahan Tanah? Dinding Penahan Tanah adalah salah satu konstruksi sipil yang berfungsi untuk menahan pergerakan tanah yang diakibatkan oleh gaya tekanan lateral suatu tanah maupun air. Gaya - gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah yaitu berupa momen guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah aktif/pasif, gaya gelincir dan gaya angkat(uplift). Dengan banyaknya gaya dan tekanan yang akan berpengaruh pada dinding penahan tanah maka konstruksinya perlu direncanakan dengan aman agar tidak berpotensi menyebabkan kerusakan pada strukturnya tersebut nantinya.
Dinding penahan tanah memiliki banyak jenis tergantung dari aplikasi dan kasus yang akan digunakan baik untuk menahan tekanan tanah pada tebing/slope, timbunan/embankment, kolam tampungan retensi/pond, konstruksi basement, konstruksi pembendung air, penahan transport sedimen pada sungai, dan sebagainya. Pada dasarnya fungsi dari dinding penahan tanah adalah :
1. Menahan tekanan lateral tanah aktif yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah misalnya tanah longsor.
2. Menahan tekanan lateral air yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan tanah lateral akibat tekanan air yang besar.
3. Mencegah terjadinya proses perembesan air secara lateral yang diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal ini juga berfungsi proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air pada tanah.
Maka apa saja jenis - jenis konstruksi dinding penahan tanah yang umumnya digunakan dalam pekerjaan konstruksi sipil, beberapa diantaranya adalah :
1. Revetment, jenis konstruksi sederhana yang berfungsi untuk perkuatan lereng/tebing maupun untuk melindungi dari gerusan aliran sungai dan ombak pada alur pantai. Konstruksi jenis ini pada dasarnya tidak memiliki fungsi utama dalam menahan tekanan aktif lateral tanah namun lebih pada fungsi proteksi terhadap efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul yang tentunya dapat berpotensi menimbulkan terjadinya longsor/land slide.
Sumber : Google.com |
2. Dinding Penahan Tanah Continguous Pile dan Soldier Pile, jenis konstruksi penahan continguous pile dan soldier pile merupakan konstruksi dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tekanan lateral tanah aktif pada konstruksi bawah tanah seperti pada konstruksi basement suatu bangunan sama seperti jenis konstruksi dinding penahan diaphragm wall. Continguous pile dan soldier pile juga biasanya dikombinasikan dengan sistem angkur/anchord untuk meningkatkan daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah dan berfungsi sebagai pemutus aliran air bawah tanah. Continguous pile dibuat di tempat in-situ dengan sistem bored pile berupa rangkaian besi beton bertulang maupun menggunakan profil baja serta dikombinasikan dengan bentonited dan dirangkai membentuk dinding penahan yang padat.
Sumber : Google.com |
3. Dinding Penahan Tanah Tipe Diaphragm Wall , jenis konstruksi dinding penahan tanah tipe dinding bertulang (Diaphragm Wall) merupakan jenis konstruksi dinding penahan yang terbuat dari rangkaian besi beton bertulang yang dicor di tempat atau dengan sistem modular yang dibuat untuk membendung suatu konstruksi bawah tanah khususnya pada konstruksi basement suatu bangunan. Diaphragm wall dapat dikombinasikan dengan sistem anchord untuk menambah daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah juga berfungsi dalam proses dewatering untuk memotong aliran muka air tanah (Cut-Off Dewatering).
Sumber : Google.com |
4. Dinding Penahan Tipe Blok Beton (Block Concrete), jenis dinding penahan tanah tipe blok beton merupakan kumpulan blok-blok beton masif padat yang disusun secara vertikal dengan sistem pengunci/locking antar blok yang disusun. Umumnya blok beton dibuat secara modular di fabrikasi berupa beton precash dan kemudian proses pemasangannya di lakukan di lokasi.
Sumber : Google.com
5. Dinding Penahan Bronjong (Gabion), konstruksi dinding penahan tanah jenis ini merupakan konstruksi yang berupa kumpulan blok- blok yang dibuat dari anyaman kawat logam galvanis yang diisi dengan agregat kasar berupa batu batu kerikil yang disusun secara vertikal ke atas dengan step-step meyerupai tangga-tangga. Kelebihan dari dinding penahan jenis gabion selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah juga berfungsi untuk memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (Infiltrasi).
Sumber : Google.com |
6. Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan tipe turap merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam). Jenis konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material beton pra tegang (Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun dari material baja. Konstruksi dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping dengan mengandalkan tahanan jepit pada kedalaman tancapnya dan dapat pula dikombinasikan dengan sistem angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil perancangan. Dalam pelaksanaannya kedalaman tancap sheet pile dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.
Sumber : Google.com |
7. Dinding penahan Tanah Tipe Jepit (Cantilever Retaining Wall), Jenis konstruksi dinding penahan tanah tipe ini umumnya digunakan untuk menahan tekanan tanah pada timbunan maupun pada tebing. Prinsip kerja dari jenis dinding penahan jenis ini yaitu dengan mengandalkan daya jepit/fixed pada dasar tubuh strukturnya. Oleh karena itu ciri khas dari dinding penahan jenis kantilever yaitu berupa model telapak/spread memanjang pada dasar strukturnya yang bersifat jepit untuk menjaga kestabilan dari struktur penahan. Umumnya konstruksi dinding penahan tipe jepit dibuat dari pasangan batu maupun dengan konstruksi beton bertulang.
Sumber : Google.com |
BACA JUGA :Metode - Metode Perbaikan Tanah
8. Dinding Penahan Tanah Massa (Gravity Retaining Wall), jenis dinding penahan tanah ini banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral pada timbunan tanah maupun pada tebing-tebing yang landai sampai terjal. Prinsip kerja dari dinding penahan ini cukup unik yaitu mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya dengan demikian kestabilan dari struktur dapat lebih stabil dikarenakan bobotnya yang berat dalam menahan tekanan tanah lateral. Material penyusun yang digunakan pada jenis konstruksi ini biasanya berupa material pasangan batu ataupun beton bertulang (Reinforced Concrete).
Sumber : Google.com |