Kayu (part 3)

Kayu (part 3)

Lanjutan dari Kayu (part 2)

6. Kayu Meranti

Kayu meranti memiliki nama ilmiah Shorea, tumbuh subur di Pulau Kalimantan. Seringkali memiliki beberapa varian seperti meranti merah, meranti kuning dan meranti putih.

Kayu meranti termasuk kayu yang tidak terlalu berat dengan berat jenis 300 - 600 kg/m3. Nilai janka hardness kayu meranti mencapai 400-500, 3.570 N serta memiliki kuat lentur 360-725 kg/m3 dan kuat desak 215 - 425 kg/m3. Dengan tingkat kelas kuat II/IV, kayu meranti tidak terlalu memiliki kekuatan utuk menahan beban dengan baik, baik searah serat kayu, maupun tegak lurus kayu.

Dengan tingkat kelas awet III/IV, kayu meranti jika ditempatkan berhubungan langsung dengan tanah lembab, hanya dapat bertahan kurang dari 3 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang tidak terlindung terhadap angin dan cuaca (exterior) namun terlindung dari air dapat bertahan kurang dari 10 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air (interior), dapat bertahan cukup lama. Kayu meranti tidak tahan terhadap serangan serangga dan jamur, cukup cepat pula dimakan oleh rayap. Jika dilakukan perawatan dan pengawetan, kayu meranti akan bertahan jauh lebih lama hingga puluhan tahun.

Jika dibandingkan kayu keras lainnya seperti jati, merbau dan bangkirai, kayu meranti kurang awet, sehingga jika ingin kayu meranti lebih awet dan tahan lama terhadap serangan serangga dan jamur, sebaiknya diberikan perawatan dan pengawet tambahan.

Warna kayu meranti mulai dari putih kekuningan, kuning, merah muda hingga merah tua. Serat kayu lumayan terlihat, meskipun tidak sehalus serat kayu kamper, sehingga jika hendak difinishing dengan cat transparan yang masih bisa memperlihatkan serat kayu meranti. Karena warna dasarnya yang tidak terlalu gelap, kayu meranti dapat difinishing dengan tambahan wood stain mulai dari warna terang hingga warna gelap / tua.

Serat Lurus

7. Kayu Sonokeling

Kayu sonokeling memiliki serat kayu yang sangat indah,berwarna ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Kayu sonokeling selain indah juga kuat dan awet sehingga dapat digunakan sebagai material konstruksi bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II. Pohon sonokeling hanya tumbuh di hutan-hutan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun, jumlahnya mulai berkurang.

Serat Mahkota

8. Kayu Sungkai

Kayu sungkai memiliki nama ilmiah Peronema Canescens, banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand. Pohon sungkai tumbuh dengan baik pada ketinggian 600 - 900 meter di atas laut, banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Kayu sungkai memiliki berat jenis 550 - 650 kg/m3. Nilai janka hardness kayu sungkai mencapai 250-300, serta memiliki kuat lentur 400 - 900 kg/m3 dan kuat desak 300 - 650 kg/m3. Dengan tingkat kelas kuat II/III, kayu sungkai memiliki kekuatan menahan beban cukup baik, baik searah serat kayu, maupun tegak lurus kayu.

Dengan tingkat kelas awet III, kayu sungkai jika ditempatkan berhubungan langsung dengan tanah lembab, hanya mampu bertahan hingga 3 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang tidak terlindung terhadap angin dan cuaca (exterior) namun terlindung dari air dapat bertahan hingga 10 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air (interior), dapat bertahan sangat lama. Kayu sungkai dapat diserang oleh serangga dan jamur, cukup cepat pula dimakan oleh rayap. Jika dilakukan pengawetan, ditempatkan pada tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air, kayu sungkai dapat bertahan jauh lebih lama hingga waktu tak terbatas.

Kayu sungkai karena tidak tahan cuaca outdoor, sehingga sebaiknya penggunaannya untuk ditempatkan di dalam ruangan seperti mebel, dinding kayu / lumberseering, komponen tangga, lis profil dekoratif, dan lain sebagainya.

Kayu sungkai teksturnya cukup halus, seratnya indah, alur seratnya terlihat cukup kentara dan berwarna kuning pucat. Kayu sungkai tidak tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga sering digunakan sebagai bahan elemen dekoratif interior. Jika dibandingkan kayu keras lainnya, kayu sungkai kurang awet, sehingga jika ingin kayu sungkai lebih awet dan tahan lama terhadap serangan serangga dan jamur, sebaiknya memberikan pengawet tambahan.

Warna kayu sungkai putih kekuningan. Kayu sungkai termasuk jenis kayu lunak dengan berat yang cukup ringan, namun seratnya cukup indah, menyerupai tampilan serat kayu jati, sehingga cocok untuk difinishing dengan cat transparan yang masih memperlihatkan serat kayu sungkai. Karena warna dasarnya yang tidak terlalu gelap, kayu sungkai dapat difinishing dengan tambahan wood stain mulai dari warna terang hingga warna gelap / tua. Kayu sungkai juga dapat difinishing dengan cat duco.

Serat Lurus

Serat Mahkota

Serat Lurus Mata Sehat

Serat Mahkota Mata Sehat

9. Kayu Kelapa

Bagian inti kayu kelapa adalah bagian kayu yang paling keras, makin ke luar dari inti, kekerasannya berkurang. Bagian inti termasuk kategori kayu keras dengan berat jenis 600 - 900 kg/m3. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Karena kuatnya, kayu kelapa dapat menahan beban dengan baik, baik searah serat kayu, maupun tegak lurus kayu, sehingga dapat juga digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu kelapa termasuk jenis kayu yang cukup tahan terhadap cuaca (panas dan hujan) sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk pembuatan gazebo. Pohon kelapa banyak ditemukan di sepanjang pesisir pantai pulau-pulau di Indonesia, namun tingkat kekerasan yang paling tinggi adalah pohon kelapa di Pulau Sulawesi dan Maluku.

Warna kayu kelapa coklat tua, adanya serat-serat fiber berwarna hitam membuat penampilan kayu kelapa menjadi sangat unik. Kayu kelapa tidak memiliki serat mahkota, ataupun mata kayu karena pohon kelapa tidak memiliki cabang. Karena sering muncul retak rambut, kayu kelapa sebaiknya tidak direkomendasikan untuk difinishing cat warna solid / cat duco, karena warna dasarnya yang gelap, kayu kelapa dapat difinishing dengan tambahan wood stain warna gelap / tua.

Serat Lurus

10. Kayu Ulin

Eusideroxylon Zwageri adalah nama ilmiah dari kayu ulin, karena beratnya, sering disebut juga kayu besi. Kayu ulin banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.

Kayu ulin termasuk kayu yang sangat berat dengan berat jenis 900-1100 kg/m3. Sangat berat sekali. Nilai janka hardness kayu merbau mencapai 1000-1300, 7.620 N, serta memiliki kuat lentur lebih dari 1100 kg/m3 dan kuat desak lebih dari 650 kg/m3. Dengan tingkat kelas kuat I, kayu ulin memiliki kekuatan menahan beban dengan sangat baik, baik searah serat kayu, maupun tegak lurus kayu.

Dengan tingkat kelas awet I, kayu ulin jika ditempatkan pada tempat yang berhubungan langsung dengan tanah lembab dapat bertahan 8-5 tahun, jika ditempatkan pada luar ruangan (tempat yang tidak terlindung terhadap angin dan cuaca namun terlindung dari air), dapat bertahan 15-20 tahun, jika ditempatkan pada dalam ruangan (tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air), daya tahannya menjadi tak terbatas. Kayu ulin tahan terhadap serangan serangga, jamur, dan terutama rayap.

Kayu ulin sering dijadikan bahan baku untuk membuat dinding kayu / lumberseering, kusen, pintu, jendela. Kayu ulin termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca (panas dan hujan) sehingga sering menjadi pilihan bahan material di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, pagar, konstruksi jembatan, konstruksi dermaga, dan lain sebagainya.

Sifat keras kayu ulin juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Warna kayu ulin kemerahan dan kekuningan. Karena sering muncul retak rambut, kayu ulin sebaiknya tidak direkomendasikan untuk difinishing cat warna solid / cat duco, karena warna dasarnya yang tidak terlalu gelap, kayu ulin dapat difinishing dengan tambahan wood stain warna terang maupun warna gelap / tua.

Serat Lurus

11. Kayu Pinus

Kayu pinus, memiliki nama ilmiah Pinus Merkusii, banyak ditemukan di Indonesia, Vietnam dan, Thailand. Pohon sungkai tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 2000 meter di atas laut, banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kayu pinus kami berasal dari kawasan hutan yang dikelola perum perhutani di Jawa Tengah.

Kayu pinus memiliki berat jenis 550 - 650 kg/m3. Nilai janka hardness kayu pinus mencapai 250-300, serta memiliki kuat lentur 400 - 900 kg/m3 dan kuat desak 300 - 650 kg/m3. Dengan tingkat kelas kuat III, kayu sungkai memiliki kekuatan menahan beban kurang baik, baik beban searah serat kayu, maupun beban tegak lurus kayu.

Dengan tingkat kelas awet III, kayu pinus jika ditempatkan berhubungan langsung dengan tanah lembab, hanya mampu bertahan hingga 3 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang tidak terlindung terhadap angin dan cuaca (exterior) namun terlindung dari air dapat bertahan hingga 10 tahun, jika ditempatkan pada tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air (interior), dapat bertahan sangat lama. Kayu pinus dapat diserang oleh serangga dan jamur, cukup cepat pula dimakan oleh rayap. Jika dilakukan pengawetan, ditempatkan pada tempat yang terlindung dari angin, cuaca dan air, kayu pinus dapat bertahan jauh lebih lama hingga waktu tak terbatas.

Kayu pinus karena tidak tahan cuaca outdoor, sehingga sebaiknya penggunaannya untuk ditempatkan di dalam ruangan seperti mebel, dinding kayu / lumberseering, komponen tangga, lis profil dekoratif, dan lain sebagainya.

Kayu pinus berasal dari pohon pinus berbatang lurus yang cepat tumbuh dengan diameter pohon yang tidak terlalu besar. Garis kambium terlihat cukup jelas, sehingga pada permukaan kayu pinus akan terlihat jelas pula alur seratnya. Tekstur kayu pinus cukup halus, seratnya indah, berwarna kuning pucat. Serat kayu pinus cenderung lurus, namun terdapat banyak mata kayu karena pohon pinus memiliki banyak cabangkecil pada batangnya.

Warna kayu pinus kekuningan. Kayu pinus termasuk jenis kayu lunak dengan berat yang cukup ringan, dengan tingkat kepadatan yang sedang, namun seratnya cukup mencolok, sehingga cocok untuk difinishing dengan cat transparan yang masih memperlihatkan serat kayu pinus. Karena warna dasarnya yang tidak terlalu gelap, kayu pinus dapat difinishing dengan tambahan wood stain mulai dari warna terang hingga warna gelap / tua. Kayu pinus juga dapat difinishing dengan cat duco.

Serat Lurus

Serat Mahkota

source: sari-jati.com

Quick Sale

Online Booking