Bekisting adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada pekerjaan konstruksi beton dan biasanya terbuat dari bahan kayu,allmunium dan sebagainya. Berbagai material dapat digunakan namun pemilihan jenisnya harus mempertimbangkan dari segi teknis dan nilai ekonomisnya
Berdasarkan cara pengerjaannya bekisting dapat dibentuk secara konvensional yang langsung dikerjakan dilapangan maupun dengan sistem pabrikasi atau merupakan pengembangan dari sebuah sistem bekisting yang mudah dipasang, kuat, awet dan mudah dibongkar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konstruksi bekisting adalah sebuah konstruksi non permanent yang mampu memikul beban sendiri berat beton basah, beban hidup dan sebagai sarana pendukung dalam mencetak konstruksi beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa serta bentuk permukaan yang diinginkan, dengan demikian bekisting berperan dalam proses produksi konstruksi beton.
Menurut Stephens (1985)
formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang cukup.
Menurut Blake (1975)
ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton.
1. Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik.
2. Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan mendaangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya
3. Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis mungkin
Dari Sisi Bahan dan Cara Pengerjaannya
Ada beberapa persyaratan bekisting agar pengecoran beton bertulang dapat berjalan dengan baik, Diantaranya yaitu:
1. Bahan yang digunakan harus keras dan kuat menahan beban kesamping dan beban dari atas.
2.Bahan yang digunakan harus seefisien mungkin sesuai dengan anggaran yang tersedia.
3.Bahan yang digunakan aman bagi pekerja (tukang) dan mudah dalam pengerjaannya.
4.Bahan yang digunakan diperlukan waktu yang tidak terlalu lama sehingga dapat menghemat biaya tenaga kerja.
5.Khusus bekisting konvensional, gunakan bahan yang baru akan lebih baik hasilnya.
6.Sistem pengerjaannya harus menggunakan tenaga ahli profesional agar menghasilkan jenis pekerjaan yang berkualitas baik.
7. Mudah dibuka dan tidak lengket
8.Kedap air dan tidak mudah bocor
9.Bahan yang digunakan untuk pembuatan bekisiting harus presisi
Dan berikut ini adalah syarat khusus dalam pembuatan bekisting
- Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk acuan sesuai dengan rencana, hasil akhir permukaan beton rata/ tidak kropos
- Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi seberanya.
- Ekonomis: Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan bisa digunakan kembali, mudah disimpan
Pembebanan Pada Bekisting
Berbagai beban yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah bekisting,pada prinsipnya berawal dari beban vertical dan beban horizontal serta pengaruh khusus angin dan getaran yang ditimbulkan oleh vibrator. Dengan demikian sebuah bekisting harus diperhitungkan terhadap kekuatan, kekakuan dan kestabilan
Beban yang dipikul dan harus diperhitungkan dalam perencanaan bekisting adalah sebagai berikut :
- Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi tulang
- Beban tidak tetap, adalah berat peralatan, pekerja, dan barang lainnya.
Beban ini harus mampu dipikul oleh bekisting dan hanya diperbolehkan terjadi lendutan sebesar maksimum yang diijinkan.
Perhitungan beban vertikal yang direkomendasikan oleh Commitee ACI, sebagai dasar perhitungan adalah :
Beton bertulang : 2400 kg/m3
Bekisting :70 kg/m2
Beban hidup : 235kg/m2
Beban hidup min : 150-250 kg/m2
Sedangkan beban horisontal terjadi pada proses pengecoran sebagai akibat dari tekanan hidrostatis. Jadi tekanan horisontal dipengaruhi oleh :
1.Mortal beton, berat volume, plastisitas dan kecepatan pengerasan
2.Proses pengecoran, temperatur lapangan, kecepatan pengecoran,metode kerja serta pemadatan
3.Beksiting, tinggi,bentuk dan dimensi
4.Kondisi tulangan : jarak dan besar tulangan
Besarnya defleksi yang diperkenankan pada konstruksi beton dan dapat dipakai pada konstruksi bekisting adalah antara 1/300 -1/360 L. Dan beberapa bagian bekisting yang harus dikontrol defleksinya antara lain:
1.Lapis penutup
2.Balok pembagi
3.Pendukung joist/stud dan juga waler (klem)
Kestabilan dan Kekakuan Bekisting
Stabilitas merupakan suatu yang sangat penting bagi sebuah konstruksi bekisting.Sering terjadi keruntuhan pada bekisting akibat kurang memperhatikan kekuatan dan kestabilan bekisting, oleh sebab itu penting untuk diperhatikan dalam perencanaan bekisting yang disertai dengan penekanan pada bracing atau penguat .Untuk menjaga kestabilan bekisting,maka perlu penempatan skur yang cukup dan tepat sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadi tekuk. Ketidakstabilan juga terjadi akibat cara pengecoran, kecepatan pengecoran tidak terkendali akan mengakibatkan penumpukan beton segar sehingga akan terjadi ketidakmampuan bekisting pada saat memikul beban . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan bekesting, diantaranya landasan untuk mendirian perancah, kekuatan material bekiating, dimensi dan jarak beam dan staiger, dll.Dengan memahami beban yang harus dipikul oleh bekisting atau kestabilan bekisting, maka dapat dilakukan antisipasi dan pengendalian terhadap kualitas dari bekisting tersebut
Dengan demikian bekisting dan perancah harus memenuhi unsur-unsur seperti tersebut diatas yaitu : material berkualitas, aman, awet, efesien, kekuatan dan kestabilan. Dengan terpenuhinya unsur-unsur tersebut diatas dapat menjamin kualitas beton yang akan dicor menjadi baik.
Fungsi dan Manfaat Bekisting
Fungsi dan manfaat secara umum pembuatan bekistin adalah sebagai berikut:
1. Menahan beban beton sementara, pada saat pengecoran
2. Membentuk beton sesuai dengan keinginan.
3. Mempermudah pekerjaan dalam struktur bangunan
4. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta beban luar lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton. Namun perubahan ini tidak melampui batas toleransi yang ditetapkan.
5. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan. Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.
Berdasarkan cara pengerjaannya bekisting dapat dibentuk secara konvensional yang langsung dikerjakan dilapangan maupun dengan sistem pabrikasi atau merupakan pengembangan dari sebuah sistem bekisting yang mudah dipasang, kuat, awet dan mudah dibongkar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konstruksi bekisting adalah sebuah konstruksi non permanent yang mampu memikul beban sendiri berat beton basah, beban hidup dan sebagai sarana pendukung dalam mencetak konstruksi beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa serta bentuk permukaan yang diinginkan, dengan demikian bekisting berperan dalam proses produksi konstruksi beton.
Menurut Stephens (1985)
formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang cukup.
Menurut Blake (1975)
ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton.
1. Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan. Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil permukaan beton baik.
2. Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut, maka bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh dan mendaangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya
3. Aspek yang ketiga adalah biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis mungkin
Dari Sisi Bahan dan Cara Pengerjaannya
Ada beberapa persyaratan bekisting agar pengecoran beton bertulang dapat berjalan dengan baik, Diantaranya yaitu:
1. Bahan yang digunakan harus keras dan kuat menahan beban kesamping dan beban dari atas.
2.Bahan yang digunakan harus seefisien mungkin sesuai dengan anggaran yang tersedia.
3.Bahan yang digunakan aman bagi pekerja (tukang) dan mudah dalam pengerjaannya.
4.Bahan yang digunakan diperlukan waktu yang tidak terlalu lama sehingga dapat menghemat biaya tenaga kerja.
5.Khusus bekisting konvensional, gunakan bahan yang baru akan lebih baik hasilnya.
6.Sistem pengerjaannya harus menggunakan tenaga ahli profesional agar menghasilkan jenis pekerjaan yang berkualitas baik.
7. Mudah dibuka dan tidak lengket
8.Kedap air dan tidak mudah bocor
9.Bahan yang digunakan untuk pembuatan bekisiting harus presisi
Dan berikut ini adalah syarat khusus dalam pembuatan bekisting
- Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan, posisi dan bentuk acuan sesuai dengan rencana, hasil akhir permukaan beton rata/ tidak kropos
- Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi seberanya.
- Ekonomis: Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan bisa digunakan kembali, mudah disimpan
Pembebanan Pada Bekisting
Berbagai beban yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah bekisting,pada prinsipnya berawal dari beban vertical dan beban horizontal serta pengaruh khusus angin dan getaran yang ditimbulkan oleh vibrator. Dengan demikian sebuah bekisting harus diperhitungkan terhadap kekuatan, kekakuan dan kestabilan
Beban yang dipikul dan harus diperhitungkan dalam perencanaan bekisting adalah sebagai berikut :
- Beban tetap, yaitu berat sendiri dari bekisting, beton segar serta besi tulang
- Beban tidak tetap, adalah berat peralatan, pekerja, dan barang lainnya.
Beban ini harus mampu dipikul oleh bekisting dan hanya diperbolehkan terjadi lendutan sebesar maksimum yang diijinkan.
Perhitungan beban vertikal yang direkomendasikan oleh Commitee ACI, sebagai dasar perhitungan adalah :
Beton bertulang : 2400 kg/m3
Bekisting :70 kg/m2
Beban hidup : 235kg/m2
Beban hidup min : 150-250 kg/m2
Sedangkan beban horisontal terjadi pada proses pengecoran sebagai akibat dari tekanan hidrostatis. Jadi tekanan horisontal dipengaruhi oleh :
1.Mortal beton, berat volume, plastisitas dan kecepatan pengerasan
2.Proses pengecoran, temperatur lapangan, kecepatan pengecoran,metode kerja serta pemadatan
3.Beksiting, tinggi,bentuk dan dimensi
4.Kondisi tulangan : jarak dan besar tulangan
Besarnya defleksi yang diperkenankan pada konstruksi beton dan dapat dipakai pada konstruksi bekisting adalah antara 1/300 -1/360 L. Dan beberapa bagian bekisting yang harus dikontrol defleksinya antara lain:
1.Lapis penutup
2.Balok pembagi
3.Pendukung joist/stud dan juga waler (klem)
Kestabilan dan Kekakuan Bekisting
Stabilitas merupakan suatu yang sangat penting bagi sebuah konstruksi bekisting.Sering terjadi keruntuhan pada bekisting akibat kurang memperhatikan kekuatan dan kestabilan bekisting, oleh sebab itu penting untuk diperhatikan dalam perencanaan bekisting yang disertai dengan penekanan pada bracing atau penguat .Untuk menjaga kestabilan bekisting,maka perlu penempatan skur yang cukup dan tepat sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadi tekuk. Ketidakstabilan juga terjadi akibat cara pengecoran, kecepatan pengecoran tidak terkendali akan mengakibatkan penumpukan beton segar sehingga akan terjadi ketidakmampuan bekisting pada saat memikul beban . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan bekesting, diantaranya landasan untuk mendirian perancah, kekuatan material bekiating, dimensi dan jarak beam dan staiger, dll.Dengan memahami beban yang harus dipikul oleh bekisting atau kestabilan bekisting, maka dapat dilakukan antisipasi dan pengendalian terhadap kualitas dari bekisting tersebut
Dengan demikian bekisting dan perancah harus memenuhi unsur-unsur seperti tersebut diatas yaitu : material berkualitas, aman, awet, efesien, kekuatan dan kestabilan. Dengan terpenuhinya unsur-unsur tersebut diatas dapat menjamin kualitas beton yang akan dicor menjadi baik.
Fungsi dan Manfaat Bekisting
Fungsi dan manfaat secara umum pembuatan bekistin adalah sebagai berikut:
1. Menahan beban beton sementara, pada saat pengecoran
2. Membentuk beton sesuai dengan keinginan.
3. Mempermudah pekerjaan dalam struktur bangunan
4. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta beban luar lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton. Namun perubahan ini tidak melampui batas toleransi yang ditetapkan.
5. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan. Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.