Penjelasan dari artikelJenis Tiang Pancang menurut Beban dan Bahan
Type ini dicor setempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah.
Pada Cast In Place ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik ke atas.
2. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton. Sedangkan pipa baja tersebut tetap di dalam tanah.
Keuntungan pemakaian Cast in Place
· Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
· Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
· Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place
· Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
· Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.
· Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.
· Kebanyakan dilindungi oleh hak patent
· Pelaksanaannya memerlukan hak khusus
Franki Pile
Tiang Franki adalah salah satu dari tiang beton yang dicor setempat (Cast In Place Pile).
Adapun prinsip pelaksanaannya sebagai berikut :
Keterangan Gambar di atas
1. Pipa baja dengan ujungnya disumbat dengan beton yang sudah mengering.
2. Dengan penumbuk yang jatuh bebas (drop hammer) sumbat beton tersebut ditumbuk. Akibat dari tumbukan tersebut, pipa beton dan sumbatnya akan masuk ke dalam tanah.
3. Pipa terus ditumbuk dan sudah mencapai lapisan tanah keras.
4. Setelah itu pipanya ditarik keluar ke atas sambil dilakukan pengecoran
5. Tiang Franki sudah selesai, disini sumbat beton melebar sehingga ujung bawah akan berbentuk seperti jamur (The Mushrom Base) sehingga tahanan ujung menjadi besar. Sedangkan permukaan tiang tidak lagi rata, sehingga lekatannya dengan tanah menjadi sangat kasar.
untuk penjelasan lebih lanjut tentang Pondasi Franki dapat dilihat disini
Solid-Point Pipe Piles (Closed – end Piles)
Type ini hampir sama dengan tipe Franki sedangkan bedanya adalah :
1. Sumbunya bukan dari beton tetapi dari besi tuang (Cast – Iron)
2. Setelah dicor pipa tetap di dalam tanah tidak ditarik keluar.
Adapun prinsip pelaksanaannya sbb:
1. Ujung tiang besi dari besi tuang (cast – iron) dimasukkan ke dalam tanah, kemudian pipa diletakkan di atasnya seperti pada gambar. Pada ujung atas pipa dipasang topi kemudian pipa dipancang.
2. Pipa dipancang ke dalam tanah.
3. Setelah pipa dipancang sampai kedalaman tertentu, maka pemancangan dihentikan dan jika bagian pipa diatas tanah masih sisa panjang maka harus dipotong
4. Kemudian di dalam pipa diisi dengan beton, bila pipa kurang panjang maka dapat dilakukan penyambungan dengan “a cast – steel drive sleeve“. Alat penyambung ini dimasukkan ke dalam pipa yang akan disambung kemudian pipa penyambung diletakkan di atasnya dan pemancangan dapat dilanjutkan/diteruskan. Penyambungan dapat pula dilakukan dengan sambungan las.
Tiang tipe ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile atau friction pile.
Keuntungan Daripada tipe ini adalah :
- Ringan dalam transport dan pengangkatan.
- Mudah dalam pemancangan.
- Kekuatan tekannya dapt besar.
Open – End Steel Pipe Piles
Tiang ini adalah suatu tiang pancang dari pipa baja dengan ujung bawah terbuka. Adapun prinsip pelaksanaannya adalah :
1. Pipa baja dengan ujung terbuka dipancang ke dalam tanah.
2. Bila pipa kurang panjang dapat disambung. (Adapu cara penyambungan pipa dengan type Solid Point Steel – Pipe Pile).
3. Bila pipa telah mencapai kedalaman yang direncanakan pemancangan dihentikan. Kemudian tanah yang berada di dalam pipa dikeluarkan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan penyemprotan air (water jet), tekanan udara, compressed, coring out dan sebagainya.
4. Pipa telah bersih dari tanah yang berada dalam pipa.
Pipa diisi dengan beton.
Raymond Concrete Pile
Tiang Raymond adalah salah satu dari tiang yang di cor di tempat dan pertama-tama digunakan sebagai tiang geseran. Tiang Raymond ini makin ke ujung bawah diameternya makin kecil (biasanya setiap 2,5 ft diameter kurang dari 1″)
Karena itu untuk panjang tiang yang relatif pendek akan menghasilkan tahanan yang lebih besar dibandingkan dengan tiang prismatis (diameternya konstant epanjang tiang). Tiang Raymond ini terdiri dari Pipa Shell yang tipis terbuat dari baja dengan diberi alur berspilar sepanjang pipa. Panjang tiang Raymond ini maximum 37,5 ft (± 11,25 meter)
Prinsip pelaksanaan tiang type ini adalah :
1. Karena Shell tersebut tipis, maka pada waktu pemancangan dibari inti core dari pipa baja yang kuat.
2. Shell bersama-sama dengan inti core dipancang ke dalam tanah, sampai mencapai kedalaman tertentu.
3. Kemudian inti core ditarik keluar.
4. Selanjutnya kedalaman Shell tersebut dicor beton.
Panjang tiang Raymond ini maximum 37,5 ft (± 11,25 meter)
Simplex Concrete Pile
Type tiang ini dapat dipancang melalui tanah yang lembek (kurang compact) maupun kedalaman tanah keras. Setelah pipa ditarik bidang keliling (kulit) beton langsung menekan tanah di sekitarnya karena itu tanah harus cukup kuat/teguh dan compact untuk mendapatkan beton yang cukup padat. Kalau tanah tidak cukup kuat dan compact maka dalam pipa dimasukkan Shell pipa yang tipis dengan diameter lebih kecil daripada diameter pipa luar, kemudian beton dicor dan pipa sebelah luar ditarik ke atas.
Adapun prinsip pelaksanaan Simplex ini adalah sbb :
1. Pipa dipancang dengan ujung bawah diberi sepatu baja sampai mencapai kedalaman yang direncanakan.
2. Setelah cukup kemudian kedalaman pipa dicor beton sambil pipa ditarik ke atas. Kalau tanah di sekeliling Tiang kurang kuat (compact), maka dalam pipa dimasukkan Shell pipa tipis sebelum beton kita cor ke dalam shell tersebut.
3. Pipa telah ditarik ke atas dan tiang Simplex telah selesai. Tiang Simplex ini diperhitungkan sebagai end-bearing pile maupun friction pile.
Base-Driven Caused Pile
Type tiang ini adalah termasuk tipe tiang yang dicor setempat dengan pipa baja (cashing) yang tetap tinggal dalam tanah tidak ditarik ke atas. Chasing atau pipa baja terbuat dari plate yang dilas berbentuk pipa. Diameter pipa berkisar antara 10 sampai dengan 28 inch (25 sampai dengan 70 cm) dengan total 3/8 inch (± 1 cm). Panjang tiang dapat ditambah dengan cara dilas. Pada ujung pipa (cashing) diberi sepatu dan sumbat beton yang dicor lebih dahulu seperti halnya Franki Pile. Tiang tipe ini dapat diperhitungkan sebagai end-bearing pile maupun friction pile
Prinsip pelaksanaan Base Driven Caused Pile:
1. Pipa baja (casing) yang telah diberi sumbat dipasang pada leader alat pancang (the leader of the pile driving).
2. Hammer (pelu) alat pancang dijatuhkan bebas (Drop Hammer) ke dalam pipa hingga menumbuk sumbat beton, dan pipa (casing) masuk ke dalam tanah.
3. Kalau memerlukan penambahan panjang tiang hal ini dapat dilaksanakan dengan cara penyambungan las.
4. Kemudian pemancangan dilanjutkan lagi sampai mencapai kedalaman yang direncanakan.
5. Setelah mencapai kedalaman yang direncanakan pemancangan dihentikan dan beton dicor ke dalam casing..
Dropped – in Shell Concrete Pile
Type ini adalah suatu type variasi daripada tiang pancang yang dicor setempat tanpa adanya casing permanent yang tetap tinggal di dalam tanah. Sebagai ganti daripada casing dipergunakan shell logam tipis yang dimasukkan ke dalam casing luar kemudian setelah beton dicor casing luar ditarik ke atas. Type ini digunakan bila pembuatan tiang yang dicor casing setempat tanpa adanya casing sukar dilaksanakan misalnya seperti di tanah pasir.
Bila casing bagian luar ditarik maka akan terjadi rongga di sekeliling shell yang mana rongga ini akan diisi dengan kerikil. Dengan demikian kerikil ini akan memperbesar geseran antara tanah dengan tiang. Diameter casing bagian luar ini berkisar antara 12″ sampai 20″ (30-50 cm) dengan panjang 75 feet (22,5 meter).
Adapun pelaksanaan tiang pancang type ini secara singkat :
Perlengkapan tiang ini terdiri dari casing luar (pipa bagian luar) dan Core (inti atau pipa bagian dalam)
(a) Diameter dasar core ukurannya sedemikian sehingga core ini dapat tepat masuk dalam casing.Casing luar dan core di dalamnya dipancang bersama-sama ke dalam tanah hingga mencapai lapisan tanah keras.
(b) Setelah sampai lapisan tanah keras core ditarik ke atas dan shell dimasukkan dalam casing tersebut. Shell ini terbuat dari logam yang tipisdan ringan dengan permukaan diberi alur spiral.
(c) Kemudian beton dicor ke dalam shell sampai penuh dan padat. Setelah penuh core dimasukkan lagi ke dalam casing sedemikian sehingga bawah ujung core (sepatu) akan terletak pada permukaan beton yang telah dicor dalam shell. Kemudian casing ditarik ke atas (keluar) sedangkan shell dan beton tetap berada pada posisinya karena ditahan oleh core dan hammer alat pancang yang diletakkan di atas core.
(d) Casing telah ditarik keluar, kemudian lubang di sekeliling shell diisi dengan kerikil.