Lanjutan dariMetode Pengecoran dan Pemadatan Beton
Penggunaan beton pra-campur / ready-mix terutama digunakan untuk pengecoran jumlah besar yang biasanya melayani proyek-proyek pada skala besar atau melayani proyek-proyek di perkotaan. Penggunaan beton pra-campur mengeliminasi waktu mixing oleh kontraktor, karena beton tiba di lapangan dalam keadaan siap-tuang, yang perlu mendapat fokus perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan.
Dalam melakukan kontrol kualitas beton ready-mix, hal yang penting adalah melakukan kontrol volume semen pada mix-design sebab komponen semen merupakan komponen yang paling mahal dari komposisi ready-mix.
Pada pengecoran dengan volume besar, kemungkinan terjadi adanya kesalahan dalam keseragaman mutu yang disebabkan karena kurang cermatnya operator instalasi berhubung banyaknya pengiriman di berbagai tempat dengan mutu atau spesifikasi yang berbeda.
Dalam melakukan kontrol workabilitas beton sebelum dituang, maka prosedur berikut dapat dilakukan :
a. Pastikan bahwa beton telah tercampur secara merata di dalam truk mixer
b. Ambilah contoh bahan uji secukupnya
c. Lakukan uji slump pada contoh bahan uji tersebut
d. Bilamana hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka muatan harus diterima. Tetapi bila hasilnya diluar batas, ambil kembali contoh bahan uji dari truk yang sama untuk dilakukan test slump lagi
e. Bila tidak memenuhi, maka beton harus ditolak
Berdasarkan PBI 1971, uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Bentuk Slump akan berbeda sesuai dengan kadar airnya.
Gambar 1 : Collapse / runtuh
Keadaan ini disebabkan terlalu banyak air/basah sehingga campuran dalam cetakan runtuh sempurna. Bisa juga karena merupakan campuran yang workabilitynya tinggi yang diperuntukkan untuk lokasi pengecoran tertentu sehingga memudahkan pemadatan,
Gambar 2 : Shear
Pada keadaan ini bagian atas sebagian bertahan, sebagian runtuh sehingga berbentuk miring, mungkin terjadi karena adukan belum rata tercampur.
Gambar 3 : True
Merupakan bentuk slump yang benar dan ideal.
Jika pada sat uji slump bentuk yang dihasilkan adalah collapse atau shear, maka tidak perlu membuat campuran baru terburu-buru. Cukup ambil sample beton segar yang baru dan mengulang pengujian.
Khusus Spesifikasi Beton siap pakai (Ready Mix) Indonesia diatur pada SNI 03-4433-1997. Untuk Fasa Beton Segar, kelecakan beton harus dalam batas toleransi sebagai berikut :
1) Bila Slump Nominal ditentukan :
≤ 50 mm : toleransi +/- 15 mm.
50 – 100 mm : toleransi +/- 20 mm.
> 100 mm : toleransi +/- 40 mm.
2) Bila Slump Maksimum ditentukan :
> 75 mm : toleransi +0 mm s/d -65 mm.
≤ 75 mm : toleransi +0 mm s/d -40 mm
Pemeriksaan slump beton harus sesering mungkin dilakukan dengan tujuan mengontrol jumlah air dalam campuran. Pengambilan sampel beton segar dilakukan saat truk berisi 15% - 85% beton segar di dalam agitator-nya. Jumlah beton segar yang diambil ± 20 kg menggunakan ember atau alat tampung yang tidak menyerap air. Beton segar yang diambil dari truck ready mix tidak langsung diuji slump, namun diaduk dulu secara merata di atas alas pelat baja yang datar.
Pemenuhan mutu terhadap penetapan FAS (Faktor Air Semen atau w/c) maksimum boleh dinilai dari melalui hasil pengujian kelecakan (nilai slump), asalkan tersedia data yang cukup meyakinkan mengenai hubungan FAS vs Nilai Slump beton yang memakai bahan-bahan yang sama. Sangatlah penting bahwa jenis bahan-bahan yang dipakai dan perbandingan susunan campuran untuk selalu dipertahankan sama. Bila penilaian dilakukan dengan cara ini, maka FAS aktual < 105% FAS yang ditetapkan.
Jika suhu diperhitungkan, maka suhu beton segar pada waktu diserahkan kepada pembeli harus tidak boleh > suhu maksimum yang ditetapkan + 2OC. Selain itu, berat isi (berat/m3 beton) yang dipadatkan tidak boleh < 95% nilai maksimum atau juga tidak boleh > 105% nilai maksimum yang ditetapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan beton pra-campur di lapangan adalah sebagai berikut :
• Site yang dilalui dan tempat parkir truk mixer harus kuat dan mampu menahan muatan penuh dari truk pencampur yang beratnya sekitar 24 ton, dan jelas bahwa jalanan ini harus lebih kuat daripada yang diperlukan untuk lalu lintas biasa di lapangan. Sehingga akan lebih ekonomis untuk membuat jalan masuk yang memadai di awal pekerjaan, daripada pekerjaan ”tambal sulam” permukaan tanah yang lemah. Disarankan untuk keadaan umum, memberi perkerasan inti yang sangat padat setebal 200 mm atau yang ekuivalen
• Truk yang berjalan dekat sisi galian harus diperhatikan. Galian perlu ditopang dengan baik untuk mencegah runtuhnya sisi galian akibat berat kendaraan.