Pengelasan adalah penyambungan besi dengan cara membakar.
Menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk (1991), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas acetylenayang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih mulai langka.
Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnya kapal yang dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling (‘’rivets’’). Pada masa itu, muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji ‘’kerfslag’’ (lekukan yang tertutup lapisan).
Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan cair. Pengelasan adalah suatu proses menyambung logam secara permanen dengan memanaskan logam tersebut sampai mencapai titik cair, dengan atau tanpa pemakaian tekanan, dan dengan atau tanpa penggunaan bahan pengisi.
Pembakaran pada pengelasan melibatkan suhu yang sangat tinggi dan harus cukup tinggi untuk mencapai titik leleh dari logam yang akan disambung. Suhu tinggi tersebut berasal dari bermacam – macam sumber tergantung proses las nya dan digunakan untuk mencairkan logam yang disambung. Logam yang memasuki fase cair tersebut bercampur lalu membeku dan menjadi sebuah sambungan las. Oleh karena itu, penggunaan istilah “melalui fase cair” memberikan gambaran yang lebih deskriptif tentang pengelasan.
Klasifikasi Pengelasan:
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Las Karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas karbit (gas aseteline = C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.
Las Listrik
Pada Las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan tegangan antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektroda las cukup dekat dengan benda yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api permanen yang berasal dari arus listrik. Selama melakukan las listrik, tetesan elektroda lempengan logam berdiameter tertentu, berjatuhan menjadi kumpulan cairan logam
Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas panas yang suhunya sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul gas terpisahkan dan membentuk ion. Elektroda untuk las plasma dibuat dari bahan yang kuat, misalnya wolfram
Arus listrik mengionisasi gas plasma sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu terbentuk cairan panas, kawat las bisa ditambahkan.
Las Plasma sangat stabil. Cara ini bisa dijalankan secara automatis, antara lain karena hasil pengelasan tidak terpengaruh oleh panjang arus. Karena las plasma sangat cepat, ia bisa digunakan ntuk mamasang lapisan anti karat dan anti aus pada konstruksi baja.
Las Listrik merupakan dasar dari banyak proses las dengan aplikasi khusus. Salah satu yang paling terkenal adamah las MIG/MAG ( Metal Inert Gas/ Metal Active Gas). Bedanya dengan las listrik biasa ialah, dari ujung tangkai las juga keluar aliran gas. Dapat beripa gas karbondioksida yang disebut las CO2, tetapi dapat juga argon atau campuran beberapa gas. Aliran gas itu melindungi cairan yang meleleh dari udara sekitarnya. Udara mengandung oksigen yang pada suhi sekitar 1800 derajat Celcius dapat membuat karat.
Las Gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang akan disambung dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan tersebut akan melelehkan logam, dan kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi sambungan. Setelah logam mulai meleleh, koefisien gesekan akan turun dan pertambahan panas akan berhenti, sehingga bahan tidak mungkin kepanasan.
Untuk mengelas pipa ledeng besar dengan las gesekan, diperlukan las gesekan radikal. Kedua bagian pipa harus sedikit terpisah sewaktu cincin logam yang mengelilinginya diputar. Pada saat tertentu, cincin yang berputar itu ditekan. Panas hasil gesekan itu akan melelehkan cincin bagian dalam serta ujung kedua pipa. Proses pengelasan selesai.
Las gesekan umumnya digunakan dalam industri mobil, untuk menyambung as, komponen bak persneling dan kolom kemudi. Dengan metode las gesek ini akan lebih mudah untuk menyambung bahan-bahan yang sulit dilas dengan proses biasa. Misalnya untuk menghubungkan baja dengan tembaga, tembaga dengan aluminium dan titanium.
Las Termit
Las Termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel melalui suatu reaksi kimia dengan menggunakan termit (besioksida dengan bubuk aluminium). Metode ini dilaksanakan dengan bahan yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik. Reaksinya seperti berikut:
Fe2O3 + 2 Al → 2 Fe + Al2O3 ΔH = 850 kJ
Hasil reaksi tersebut berupa besi ditambah dengan kerak Al2O3 serta panas yang terjadi cukup untuk mencairkan besi yang berada disekitar rel yang pada gilirannya akan memadukan besi hasil reaksi dengan rel.
Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan cair. Pengelasan adalah suatu proses menyambung logam secara permanen dengan memanaskan logam tersebut sampai mencapai titik cair, dengan atau tanpa pemakaian tekanan, dan dengan atau tanpa penggunaan bahan pengisi.
Sebagai informasi saja bahwa macam-macam pengelasan berdasarkan proses penyambungannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Resistance Welding, Thermal Welding, High Energy Beam Welding dan Electric Arc Welding.
Kelebihan sambungan dengan pengelasan diantaranya adalah:
- Effisiensi sambungan yang baik serta dapat digunakan pada konstruksi yang bekerja di temperatur tinggi.
- Tidak ada batas ketebalan logam yang akan disambung. Namun pada beberapa jenis pengelasan memiliki batas optimum ketebalan bahan yang disarankan.
- Geometri sambungan yang lebih sederhana dan memiliki kekedapan udara, air & minyak yang sempurna
- Tidak ada kemungkinan sambungan longgar.
- Fasilitas produksi lebih murah, meningkatkan nilai ekonomis, produktivitas, berat yang lebih ringan
- Batas mulur (yield) lebih baik.
Kekurangan sambungan dengan pengelasan diantaranya yaitu:
- Kualitas logam las (pada bagian sambungan las) berbeda dengan logam induk. Biasanya memiliki kualitas yang lebih rendah.
- Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk (deformasi) oleh pemanasan dan pendinginan yang berlangsung secara cepat.
- Tegangan sisa termal dari pengelasan dapat menyebabkan kerusakan atau retak pada bagian las.
- Kerusakan bagian dalam sambungan las sulit dideteksi, sehingga memerlukan inspeksi yang cukup rumit. Terkait dengan pemeriksaan dan pengujian hasil las dapat dibaca: NDT Services
- Masalah dalam disassembling (pembongkaran saat sambungan itu sudah tidak diperlukan)
source:
Stephanus Benedictus, S.T, M.Si
achmadarifin.com
www.pengelasan.net
LAS
untukDefinisi Pengelasan
untukPengelasan
untukJenis Pengelasan
untukProses Pengelasan
untukMacam - Macam Elektroda/Kawat Las (Welding Electrode)
untukKualifikasi Welder
untukTungsten Inert Gas (TIG) Welding / GTAW Argon (Gas Tungsten Arc Welding)