Resin merupakan komponen penting dalam komposit. Dua jenis dari resin adalah termoplastik dan termoset. Sebuah resin termoplastik berbentuk padat pada suhu kamar. Meleleh ketika dipanaskan dan mengeras bila didinginkan. Rantai polimer pada termoplastik secara kimia tidak mengalami cross link. Karena termoplastik tidak mengalami curing secara permanen, maka ia tidak digunakan untuk aplikasi struktural. Sebaliknya, resin termoset dapat mengalami curing secara permanen dengan membentuk cross link pada temperatur tinggi. Karakteristik ini membuat komposit resin termoset sangat diinginkan untuk aplikasi struktural
Ada tiga tipe utama Resin yang paling umum digunakan saat ini yaitu Epoxy, Vinylester, Polyester Resin. Masing-masing tipe resin ini memiliki karakteristik dan nilai yang berbeda. Semua resin dan pengeras memiliki kelebihan, kekurangan dan tingkat keamanan masing-masing dalam penggunaan.
1. Resin Epoxy
Resin Epoxy adalah jenis resin yang paling tinggi nilai dan kualitasnya di antara ketiga tipe resin yang ada tetapi harganya juga lumayan mahal.
Epoksi digunakan dalam komposit terutama glisidil eter dan amina. Sifat material dan tingkat curing dapat direkayasa untuk memenuhi sifat yang diperlukan. Penggunaan epoksi umumnya ditemukan di kapal laut, otomotif dan alat-alat listrik. Viskositas tinggi pada resin epoksi digunakan untuk proses seperti molding, filament winding dan hand layup. Curing agent dipilih dengan cermat karena akan mempengaruhi jenis reaksi kimia, pot life dan sifat material akhir. Meskipun epoksi mahal, tetapi sepadan dengan sifat yang diperlukan.
Resin epoxy biasanya lebih kurang tiga kali lebih kuat dibandingkan dengan jenis resin terkuat lainnya. Epoxy mengandung serat karbon (Carbon Fiber), Serat Kaca (Fiberglass), dan Aramid atau Kevlar yaitu sejenis sintetis yang tahan panas dan benturan biasanya digunakan untuk bidang pertahanan militer. Epoxy juga mengandung zat resin yang lebih tua dan sebagian besar bahan kandungannya berkualitas cukup baik.
Sebagian besar epoxy memang memiliki kecenderungan berubah warna menjadi menguning saat terkena air. Saat membeli epoxy untuk aplikasi yang mengalami perubahan suhu ekstrim atau terpapar air, pastikan disertai hardener epoxy untuk tahan ke semua cuaca.
Kebanyakan epoxy berwarna kekuning-kuningan seperti gabungan warna emas dan warna oranye. Penggunaan sedikit epoxy ke dalam campuran komposit material resin tidak akan berpengaruh besar dan epoxynya akan kelihatan bening, kecuali untuk penggunaan dalam proses membasahi serat material kevlar berwarna kuning atau fiberglass berwarna putih. Dalam kasus ini akan terlihat kevlar kuning sedikit kelihatan lebih gelap dan kemungkinan besar akan terlihat warna kuning yang sangat sedikit di serat kaca berwarna putih.
Resin epoxy dan hardener/katalis yang sangat bening banyak dijual di pasaran, tetapi kemungkinan besar tidak bisa dihindari perubahan warna menjadi kekuningan seiring dengan waktu yang disebabkan cahaya matahari bahkan meskipun barang yang terbuat dari epoxy akan digunakan di dalam rumah.
2. Resin Vinylester
Resin Vinylester biasanya memiliki sekitar sepertiga kekuatan resin Epoxy. Resin tipe ini menempel tidak begitu bagus di serat karbon dan serat aramid atau kevlar, tapi tetap saja bisa digunakan untuk aplikasi sederhana untuk serat itu.
Resin vinylester dikembangkan untuk mengambil keuntungan dari kedua gabungan sifat workability yang berasal dari resin epoksi dan curing yang cepat dari poliester. Vinil ester memiliki sifat fisik lebih tinggi dari poliester, tetapi biaya yang lebih murah dari epoksi. Akrilik ester dilarutkan dalam suatu monomer stirena untuk memproduksi resin vinil ester yang di-curing dengan peroksida organik.
Sebuah produk komposit dengan vinil ester dapat memenuhi permintaan ketangguhan tinggi dan juga ketahanan korosi yang sangat baik.
Resin vinilester terutama digunakan dengan fiberglass, namun biasanya juga digunakan dengan karbon sebagian besar untuk aplikasi kosmetik bila mantel poliester bening atau gelcoat berbasis poliester dibutuhkan. Jenis resin ini sebaiknya tidak digunakan dengan serat karbon atau aramid kalau memang hanya untuk mengharapkan kekuatan material. Sebagai catatan, pelapis yang mengandung karet silikon urethan dapat digunakan bersama-sama dengan epoxy.
3. Resin Polyester
Resin Polyester dihasilkan oleh polimerisasi kondensasi dari asam dikarboksilat dan dihydric alkohol. Formulasi mengandung bahan tak jenuh seperti maleic anhidrida atau asam fumarat yang merupakan bagian dari komponen asam dikarboksilat. Formulasi mempengaruhi viskositas, reaktivitas, ketahanan dan heat deflection temperature (HDT). Viskositas mengontrol kecepatan dan derajat pembasahan (saturasi) dari serat. Reaktivitas ini mempengaruhi waktu curing dan puncak temperatur eksoterm. Puncak eksoterm yang tinggi diperlukan untuk melakukan curing pada temperatur ruang dan eksoterm rendah untuk bagian tebal. Kekakuan atau fleksibilitas komposit memiliki elongasi yang lebih tinggi, modulus rendah, dan HDT. HDT adalah properti termal jangka pendek yang mengukur sensitivitas termal dan stabilitas dari resin.
Keuntungan dari resin polyester adalah stabilitas dimensi dan biaya yang terjangkau. Keuntungan lainnya yaitu kemudahan dalam penanganan, pengolahan dan fabrikasi. Resin ini memiliki nilai terbaik untuk keseimbangan antara kinerja dan kemampuan struktural.
Resin Polyester adalah resin yang harganya paling murah di antara semua resin. Resin ini memiliki daya rekat yang tidak baik dan tidak boleh digunakan untuk pekerjaan berserat karbon atau aramid. Mereka biasanya bekerja dengan baik hanya pada fiberglass.
Campuran yang dianjurkan antara resin dan katalis adalah:
1. 1:10 untuk jenis akrilik.
2. 3:100 untuk resin yang kualitasnya kurang bagus atau resin butek.
3. 0,5 Gelas Air Mineral resin: 10-15 tetes katalis.
*Perbandingan tersebut tergantung jenis maupun kualitas resin dan katalis masing-masing. Beberapa ada juga yang mengunakan cara sendiri dalam mengukur perbandingan baku ini, ada yang menghitung perbandingan dengan banyaknya tetes dan ada juga dengan cara mengira-ngira saja.
Akibat Katalis yang Terlalu Banyak:
- Hasil resin bening akan menjadi buram kekuning-kuningan setelah kering.
- Panas yang berlebihan bahkan sampai mengeluarkan asap dan wadah meleleh
- Lama mengering.
*Pendapat bahwa memperbanyak katalis akan mempercepat pengeringan campuran resin itu tidaklah benar karena bisa memperlambat proses pengeringan. Hal ini wajar bila kualitas resin yang digunakan tidak baik sehingga perlu waktu hingga 24 jam. Beberapa katalist cepat mengering dalam waktu 15 menit tetapi ada juga yang 3-5 jam bahkan 24 jam.
Akibat Katalis yang Terlalu Sedikit:
- Lama mengering.
- Gelembung yang berlebihan.
- Mengeras tetapi dengan permukaan yang lengket.
*Hal ini dapat kita disiasati terutama untuk benda hasil cetakan yang tidak memerlukan kebeningan dan kehalusan permukaan yang nantinya akan dilapisi lagi, yaitu dengan menggunakan thinner yang bagus dengan cara menuangkan ke permukaan yang lengket dan menyapu dengan menggunakan kain.
*Jangan menggunakan busa karena busa akan hancur dengan thinner.