Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

Kita tentu sering menemukan ada banyak bangunan dengan konstruksi dari beton bertulang. Bahkan beberapa bangunan sudah memiliki umur yang panjang alias bisa dibilang bangunan monumen atau bersejarah.

Semakin tua umur bangunan, tentu semakin berkurang juga kekuatan dari struktur bangunan itu sendiri misalnya adalah bangunan dengan konstruksi beton bertulang. Menurut teori kita tahu bahwa beton mencapai umur maksimalnya saat berumur 28 hari, namun setelah itu sebenarnya beton masih mengalami peningkatan kekuatan, hanya saja kenaikannya tidak terlalu signifikan. Namun seraya umur beton mencapai lebih dari 50 tahun, maka kekuatan beton akan menurun, bukan lagi meningkat. Lantas timbul pertanyaan, bagaimana dengan bangunan - bangunan dari beton bertulang yang masih ada sampai sekarang ? apakah masih aman konstruksinya ? Nah, mari kita cari tau caranyaArtikkan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah.

Hammer Test
Sumber foto :Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang

Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban berupa tumbukan pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah kalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis Hammer. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian - bagian tertentu dekat permukaan.

Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudia dirata - ratakan British Standards (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 - 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm2. Secara umum alat ini bisa digunakan untuk memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur dan untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.

Hammer Test
Sumber foto :Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang

Kelebihan metode Hammer Test :

  1. Murah
  2. Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
  3. Mudah digunakan
  4. Tidak merusak objek

Kekurangan metode Hammer Test :

  1. Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat - sifat dan jenis agretgat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton. oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama.
  2. Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
  3. Tingkat keandalannya rendah
  4. Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan.

Pengumpulan data - data :

  1. Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
  2. Mencari data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
  3. Menentukan titik test.
  • Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak
  • balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak
  • pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak.

Pelaksanaan pengujian :

Hammer Test
Sumber foto :Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang
  1. letakkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik yang akan ditembak dengan memegang hammer dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest.
  2. Plunger ditekan secara perlahan - lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer.
  3. Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama.
  4. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.
  5. Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.
    Hammer Test
    Sumber foto :Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang

Quick Sale

Online Booking