Orgonite (Part 4 - Oscillator / Osilator)

Osilator (Oscillator)

Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus searah atau DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitudo konstan.

Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah “Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga istilah penting tersebut.

Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau waktu yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya dilambangkan dengan t dengan satuan detik (second).

Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan dalam suatu getaran.

Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan frekuensi adalah Hertz.

Penggolongan Oscilator

Penggolongan Osilator biasanya dilakukan berdasarkan Karakteristik Frekuensi keluaran yang dihasilkannya. Berikut dibawah ini adalah Penggolongan Osilator berdasarkan Frekuensi keluaran.

  • Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.
  • Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan frekuensi Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.
  • Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.

Rangkaian Osilator banyak digunakan dalam perangkat-perangkat Elektronika seperti Pemancar Radio, Pemancar Televisi, Jam, Beeper dan Konsol video Games.

Prinsip Kerja Osilator

Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari Dua bagian utama, yaitu Penguat (Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok Diagram dasar sebuah Rangkaian Osilator.

Pada dasarnya, osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal dari Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listrik, desah kecil akan terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke penguat sehingga terjadi penguatan sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan sinyal yang diumpanbalik (masukan) tersebut, maka Osilasi akan terjadi.

Orgonite (Part 5 - Quartz, Piezoelektrik, dan Oscillator)

Perangkat yang menggunakan teknologi wireless tumbuh secara signifikan. Perangkat tersebut mulai dari alat yang paling sederhana seperti remote untuk TV sampai dengan peralatan yang sangat kompleks seperti ponsel atau satelit. Semua perangkat ini bertujuan untuk mentransfer informasi atau sinyal menggunakan gelombang radio. Gelombang radio ini memiliki frekuensi antara 3 kHz sampai 300 GHz. Setiap rentang frekuensi digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya, 470-860 MHz untuk transmisi TV, 1 sampai 2 GHz untuk GPS dan ponsel GSM, 2 sampai 4 GHz untuk LAN nirkabel dan oven microwave dan sebagainya. Karena begitu banyak perangkat nirkabel ini, maka jelas bahwa stabilitas frekuensi ini sangat penting. Jika frekuensi dari setiap alat ini tidak stabil, maka akan ada interferensi antara perangkat nirkabel tersebut.

Saat ini semua perangkat nirkabel yang baru dibuat, pasti menggunakan osilator kristal kuarsa sebagai sumber untuk menghasilkan frekuensi yang stabil. Oleh karena itu kualitas kristal osilator sangatlah penting dalam hal ini. Untuk mendapatkan kualitas yang baik dari osilator kristal kuarsa, maka perlu ketelitian dan sikap hati-hati dalam merancang hingga cara pembuatan Kristal osilator. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dari osilator kristal kuarsa untuk merancang osilator kristal adalah sangat penting. Karakteristik osilator kristal akan tergantung pada kemurnian bahan, sudut potong, dimensi, kekasaran permukaan dan tepinya, ketebalan, bahan elektroda, dan kebersihan.

Sifat Piezoelektrik Pada Kuarsa

Efek piezoelektrik dapat digambarkan pada gambar dibawah. Jika material piezoelektrik diberi aliran listrik maka material tersebut akan bergetar, dan sebaliknya bila diberi tekanan akan menghasilkan listrik.

Gambar 1. Efek piezoelektrik: Jika material piezoelektrik diberi aliran listrik akan bergetar, bila ditekan akan menghasilkan listrik

Banyak teknologi modern menggunakan sifat unik dari efek piezoelektrik, seperti oscillator, sensor temperature, renewable energy dan sebagainya. Salah satu bahan yang mempunyai efek piezoelektrik ini adalah Quartz Crystal.

Quartz crystal dari alam ini kurang baik digunakan untuk bahan oscillator, karena kemurniaannya tidak baik dan orientasi sumbu sumbu nya juga tidak teratur atau tidak akurat. Selain itu keberadaan atau jumlah quartz crystal di alam sangat terbatas.

Mengetahui arah orientasi sumbu pada quartz crystal adalah sangat penting karena kestabilan frekuensi dari oscillator yang terbuat dari crystal quartz ini sangat dipengaruhi oleh perubahan temperature. Hanya quartz crystal dengan sudut potong sekitar 35 derajat terhadap sumbu Z saja yang mempunyai frekuensi paling stabil terhadap perubahan temperature. Karena keterbatasan quartz crystal yang didapat dari alam, maka dibuatlah quartz crystal buatan.

Quartz crystal buatan mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan quartz crystal dari alam. Quartz buatan ini kemurniannya mendekati 100% dan arah atau orientasi sumbu X, Y, Z – nya sudah jelas dan pasti. Selain itu dapat di sediakan dalam jumlah yang besar. Berapa banyakpun kita mau tinggal diorder saja. Oleh karena itu semua crystal oscillator yang ada saat ini, materialnya adalah dari quartz buatan.

Karakterisitik Kuarsa

Karakteristik quartz crystal sangat tergantung dari sudut potongnya. Pada gambar 4, ditunjukan perubahan frekuensi yang di sebabkan oleh perubahan suhu untuk berbagai macam orientasi sudut potong. Setiap orientasi sudut potong mempunyai nama sendiri sendiri. Seperti terlihat pada gambar sudut potong dengan nama AT adalah yang paling flat atau paling stabil apabila temperature dinaikkan mulai dari -20 derajat celcius sampai +60 derajat celcius.

Perubahan frekuensi terhadap perubahan temperature untuk berbagai macam sudut potong

Gambar dibawah menuunjukkan ilustrasi untuk sudut potong AT yaitu sudut potong dengan orientasi sudut sebesar 350 15’ terhadap sumbu z. Karena untuk oscillator dibutuhkan kestabilan frekuensi yang baik. Untuk sudut potong yang lainnya seperti BT, CT, DT dan seterusnya dapat digunakan sebagai sensor temperature.

source: https://mti.binus.ac.id

Quick Sale

Online Booking